Saturday, March 26, 2011

being a good stepMOM...

ibu tiri = 'nenek sihir'.
ibu tiri hanya sayang pada ayahku saja?.
ibu tiri jahat, pilih kasih dan lain sebagainy
a
 
Hmmm...memang begitulah kesan ibu tiri yang sering kita lihat di setiap sinetron yang tayang, kejam, jahat, suka menyiksa, sayang anak hanya bila ada ayah saja, pilih kasih dll. Bahkan di film anak-anak pun seperti cinderella, bawang putih bawang merah - 'ibu tiri' digambarkan bersosok seperti nenek sihir yang siap sedia kapanpun untuk melahap anak tirinya. Tapi apa iya semua perempuan yang berstatus 'ibu tiri' berkarakter seperti itu atau bertendensi menjadi seperti itu?


Menjadi 'ibu tiri' itu bukan pilihan pun bukan pula keharusan, karna banyak hal yang menjadikan seorang perempuan akhirnya berlabel 'ibu tiri'. Seorang perempuan single yang menikahi seorang laki-laki dengan status duda beranak secara langsung membuatnya berubah status, tidak hanya menjadi istri tapi juga langsung menjadi seorang ibu. Bisa pula seorang perempuan yang sudah lama menikah namun belum juga dikaruniai seorang anak sehingga memaksanya untuk mengadopsi seorang anak yang dilahirkan dari rahim perempuan lain maka otomatis status dia bukan ' ibu kandung' melainkan 'step Mom / ibu tiri'. Lalu apakah setiap 'ibu tiri' jahat pada anak yang bukan lahir dari rahimnya sendiri?


Pertanyaan ini sebenarnya terlebih saya tujukan untuk diri saya sendiri yang akan menikahi seorang duda beranak 1, dan kebetulan anak itu diasuh ayahnya. So, ketika saya dan kekasih saya menikah suatu saat nanti, maka saya tak akan hanya menjadi seorang istri bagi suami saya tetapi pula menjadi  ibu untuk anak-anaknya, bahkan juga menjadi ibu untuk anak dari istri sebelum saya. Bagi saya pribadi, menjadi ibu kandung atau ibu tiri tak ada beda itu hanya sebuah status, karena perempuan yang menjadi ibu memang sudah harus mengurus rumah tangga (baik suami atau anak-anak) dari fajar menyingsing hingga mereka terbuai di alam mimpi mereka. Berbagai hal harus dilakukan, mulai dari menyiapkan makan, menyiapkan air mandi,menyiapkan baju, bersih-bersih rumah, menjalankan aktivitas karier di luar rumah, menjaga anak, meladeni suami, dan masih harus melayani suami malam harinya. 


Namun tugas ini akan terasa berbeda dan dirasa berat untuk perempuan yang secara mental belum siap untuk menjalani tugas seorang istri yang langsung merangkap menjadi ibu.  Nah, perubahan yang terlihat begitu tiba-tiba memang terkadang memunculkan beberapa dampak negatif baik secara psikologis dan kelelahan fisik. Hal ini memang tidak menutup kemungkinan mengubah sosok ibu menjadi pribadi yang menyebalkan, suka mara-marah dan tak jarang akan sering menghukum anak-anak. Yah, inilah yang akhirnya menjadikan mereka 'ibu tiri' yang jahat. Tapi apakah hal ini akan tetap terjadi bila ada koordinasi yang baik antara 'ibu tiri' dan ayah? Saya yakin ketika ada koordinasi yang baik antara ayah dan 'ibu tiri', label 'ibu tiri' jahat tidak akan melekat pada kita. Apalagi jika kita melakukan semua kewajiban menjadi istri dan ibu dilakukan dengan hati yang tulus, maka kita pun akan secara langsung memperlakukan anak tiri kita bak anak kandung kita sendiri. Seraya tetap terus mengingat bahwa anak adalah amanah dari Allah SWT. 
ini foto pas lagi nganterin calon anak tiriku manasik haji ma temen-temen sekolahnya




well, I wish I could be a good step-mom for my step-Son to be....
Amien














with love,
INK

3 comments:

  1. Be strong.. :)



    -LP-
    ----------------------------------------
    Loncatpagar.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. tengkyuuuu..btw, slm knal yak..

    ReplyDelete
  3. Yes, u're welcome..
    Thanx for following.. I follow u back.. :)


    Keep writing.. :)


    -LP-
    -------------------------------
    Loncatpagar.blogspot.com

    ReplyDelete